ilustrasi
Bahkan terkadang, telapak tangan anda berkeringat dan perasaan takut muncul ketika mengerjakan soal-soal matematika. Para peneliti menyebut indikasi tersebut sebagai 'kecemasan matematika'.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kecemasan matematika sangat menyakitkan bagi orang-orang yang sehari-harinya berhubungan dengan hitung-hitungan. Terlebih, kecemasan itu dapat menghalangi penderita untuk melanjutkan pendidikan dan mengejar karir yang membutuhkan keterampilan kuantitatif.
Sebuah studi baru di Inggris menemukan bahwa anak perempuan lebih menderita kecemasan matematika daripada anak laki-laki. Penelitian ini membenarkan beberapa penelitian sebelumnya. Analisis ini juga menemukan tingginya kecemasan matematika menjadi prediktor kuat dari hasil tes yang buruk untuk perempuan daripada laki-laki.
Tapi, terlepas dari perbedaan jenis kelamin dalam kecemasan matematika, para peneliti melihat adanya perbedaan kinerja secara keseluruhan dalam matematika, antara anak perempuan dengan anak laki-laki.
"Hasil ini mungkin menunjukkan bahwa anak perempuan memiliki potensi untuk melakukan lebih baik daripada anak laki-laki dalam matematika. Namun, kinerja mereka mungkin telah dilemahkan oleh tingkat yang lebih tinggi (kecemasan matematika)," kata laman internet tim peneliti dari University of Cambridge dan University of Oxford yang dikutip dalam jurnal Behavioral and Brain Functions.
Untuk lebih memahami implikasi dari kecemasan matematika, para peneliti melakukan tes dan kuesioner dari 4.333 anak-anak sekolah sekunder Inggris (SMP). Beberapa anak menganggap ada kesengsaraan lain semacam kecemasan matematika yang menjadi yang akrab bagi siswa: kecemasan uji.
Para peneliti menemukan bahwa kecemasan uji juga terkait dengan miskinnya performa matematika, tetapi keterkaitan itu mengarah kuat untuk anak perempuan daripada anak laki-laki. Sementara banyak penelitian sebelumnya menunjukkan anak perempuan menderita kecemasan matematika yang lebih tinggi daripada anak laki-laki. Namun, dalam penelitian sebelumnya tidak dijelaskan penyebabnya.
Para peneliti telah menawarkan banyak alasan spekulatif untuk perbedaan ini. Kecemasan matematika muncul dari peran kelamin yang beranggapan; laki-laki suka suka dengan perhitungan dan perempuan lebih cenderung mengakui perasaannya.
Perempuan pun cenderung lebih kritis terhadap diri sendiri daripada laki-laki. Sedangkan anak laki-laki memiliki keyakinan lebih besar dan mengandalkan masa lalu dengan mempertanggungjawabkan perhitungannya. [sumber]