Kawah Eberswalde di Mars (lingkaran di kanan) dahulu diduga sebagai danau yang berisi air. Di sebelah kiri adalah Kawah Holden yang lebih besar.
Erick Hauri dari Carnegie Institution of Wahington menganalisis meteorit yang terbentuk di mantel Mars, sebuah lapisan di bawah kerak planet. Meteorit tersebut diketahui jatuh ke Bumi sekitar 2,5 juta tahun yang lalu.
Analisis dilakukan dengan spektrometer massa ion. Lewat analisis, Hauri memperkirakan bahwa mantel di mana meteorit itu berasal mengandung air sebanyak 70-300 ppm. Sebagai perbandingan, mantel Bumi mengandung 50-300 ppm air. Jadi, mantel Mars dan Bumi sama basahnya.
"Hasil penelitian ini memberi petunjuk bahwa air terlibat dalam pembentukan Mars dan bahwa planet itu mampu menyimpan air di lapisan batuannya selama masa diferensiasi planet," kata Hauri seperti dikutipSpace.
Menurut Hauri, air yang ada di dalam lapisan batuan Mars ini pada masa lalu muncul ke permukaan. Gunung api di planet merah itu diduga menjadi "kendaraan" utama bagi air untuk mencapai permukaan.
Francis McCubbin dari University of New Mexico yang juga terlibat riset mengatakan bahwa riset ini tak hanya berhasil menjelaskan sejarah pembentukan Mars dan kandungan airnya, tetapi juga memberi petunjuk soal evolusi planet.
"Studi ini juga memberi penjelasan tentang mekanisme penyimpanan hidrogen di semua planet batuan pada saat masa pembentukannya," kata McCubbin. [sumber]