Beberapa waktu yang lalu, dunia sempat dihebohkan dengan adanya 1 komet yang bernama Elenin (nama generiknya adalah C2010x1/elenin). Komet ini sempat dikabarkan sedang mendekati matahari yang berarti kita bisa melihat komet itu pada waktu dekat ini. Namun ternyata berita yang beredar ternyata sangat kontras dengan apa yang kita harapkan. Sebelum itu mari kita ketahui dulu apa itu Elenin.
What's Elenin?
Seperti yang disebutkan di awal, Elenin adalah nama bagi sebuah komet dengan nama generik C2010x1. Ditemukan oleh Astronom Rusia yang bernama Leonid Elenin pada tanggal 10 Desember 2010 melalui kamera jarak jauh dari pengamatan robotik oleh International Scientific Orbital Network di Mayhill, New Mexico, USA. Saat pertama kali ditemukan, komet itu memiliki magnitudo sekitar 19,5 yang sama saja dengan 150.000 kali lebih gelap jika kita melihatnya dengan mata telanjang. Sang penemunya, Leonid Elenin memperkirakan bahwa diameter nukleus(inti) kometnya sepanjang 3-4 km.

(Leonid Elenin, sang penemu komet Elenin)

(komet Elenin saat pertama kali ditemukan)
Cahaya Elenin
Pada bulan April 2011, komet itu memiliki magnitudo sekitar 15 (semakin besar magnitudo maka semakin gelap cahaya nya). Dengan koma (ekor debu komet) Elenin yang berdiameter sekitar 80.000 km. Lalu pada 21 Mei 2011, komanya memanjang menjadi 100.000 km. Dan pada bulan Agustus 2011 komanya kembali memanjang sampai sekitar 200.000 km. Cahaya komet itu pun berkisar antara 13.1 sampai 13.8 magnitudo pada 22 Mei sampai 4 Juni, dan mendekati 10 magnitudo pada Juli 2011, dan mencapai sekitar 8,3 magnitudo di pertengahan Agustus. Bahkan, pada magnitudo 8,3 pun komet itu seperti 5 kali tidak terlihat dengan mata telanjang pada cuaca cerah dan langit gelap.
Pecahnya Elenin
Pada 19 Agustus 2011, komet ini mengalami hantaman oleh CME (Coronal Mass Ejection), komet itu pun lalu mengalami proses Disintegrasi (pengukuhan kembali) seperti yang terjadi pada C/1999 S4. Pada pertengahan September 2011, komet itu mengalami peredupan yang menyebabkan magnitudonya menjadi sekitar 10,5 sampai 12 seperti yang tertangkap oleh STEREO-A. Dan sepanjang September 2011, komet itu mencapai magnitudo 14 dan terlihat menghilang.
Observasi komet Elenin sebenarnya berlangsung secara menerus sejak awal 2011 khususnya yang dilakukan sejumlah astronom amatir pada belahan Bumi utara. Namun komet Elenin mulai mendapat perhatian serius sejak Agustus, kala komet telah melintasi ekliptika sehingga hanya bisa disaksikan dari belahan Bumi selatan. Selain kecerlangan komet Elenin kian meningkat sehingga berpeluang diamati dengan binokuler atau bahkan mata tanpa alat bantu apapun, pada saat yang sama komet telah memasuki medan pandang satelit observasi Matahari seperti STEREO (Solar Terestrial Relation Observatory) dan SOHO (Solar and Heliospheric Observatory) sehingga memberikan peluang observasi landas Bumi.

(Elenin mengalami hantaman dari solar flare)
Komet Elenin (panah) berdasarkan citra satelit STEREO pada 20 Agustus 2011, antara sebelum dan sesudah hantaman badai Matahari. Hantaman badai membuat coma lebih terang sekaligus menampakkan bentuk ekor kometnya. Inilah badai yang memecahkan komet tersebut. Sumber : NASA, 2011
Namun bencana pun terjadilah. Jika semula komet Elenin memperlihatkan kenaikan kecerlangan yang konsisten, dari semula memiliki magnitudo semu +9,5 pada 30 Juli menjadi + 9,0 pada 7 Agustus dan +8,1 pada 19 Agustus sehingga komet Elenin mudah dilihat dengan binokuler, secara mendadak komet meredup kembali pasca 20 Agustus sehingga magnitudo semunya di akhir Agustus telah anjlok ke angka +9,5. Citra komet yang diambil sebelum dan sesudah 20 Agustus memperlihatkan perubahan dramatis pada kepala komet (coma), menyerupai apa yang dialami komet C/1999 S4 LINEAR lebih dari satu dekade silam.
Apa yang terjadi? Analisis citra satelit STEREO memperlihatkan komet Elenin pada 20 Agustus 2011 dihantam telak oleh guyuran proton dan elektron yang dilepaskan Matahari dalam sebuah badai Matahari. Peristiwa badai Matahari melepaskan proton dan elektron yang sangat massif lewat lontaran massa korona–nya, dalam kuantitas ratusan hingga ribuan kali lebih besar dibanding hembusan angin Matahari (yang rata–rata 1,6 juta ton/detik). Akibatnya kala menghantam komet Elenin, tekanan yang ditimbulkannya sangat besar sehingga melebihi gaya ikat materi penyusun inti komet. Ini bisa diibaratkan seperti sebuah pesawat mainan dari kertas yang dihantam hujan badai. Sehingga inti komet pun pecah berantakan.
Konfirmasi awal terpecahnya komet Elenin datang dari teleskop radio Green Bank (AS), yang melaporkan kecepatan emisi gas dari inti komet hanya sebesar 10 juta molekul/detik atau 100 kali lebih rendah dari seharusnya. Akibat peristiwa ini maka komet Elenin pun tak terdeteksi dalam citra satelit SOHO khususnya pada instrumen koronagraf LASCO C2 dan C3 meski komet telah memasuki medan pandangnya pada 23–29 September 2011.

(perubahan coma Elenin)
Perubahan dramatis kepala komet (coma) Elenin terekam dalam sekuens citra dari astronom amatir Michael Matiazzo (Australia) ini, yang diubah ke dalam bentuk negatif film agar kontrasnya terlihat. Kiri : 19 Agustus, coma nampak bulat dan cemerlang. Tengah : 27 Agustus, coma nampak sangat lonjong dan redup. Kanan : 11 September, coma sangat redup sehingga nyaris tak terlihat lagi (dalam lingkaran putus–putus). Sumber : Matiazzo, 2011
Apa yang dialami komet Elenin sebenarnya sudah diprediksi. Persamaan J . Bortle (Hbatas = 7 + 6q) menunjukkan jika magnitudo absolut komet melebihi Hbatas, maka ia akan terpecah–belah dalam perjalanannya menyusuri perihelionnya. Dalam kasus komet Elenin, dengan perihelion (q) 0,48 SA maka nilai Hbatas adalah 9,9 sementara magnitudo absolutnya sedikit lebih tinggi yakni 10,8. Inilah yang membuat sejumlah astronom sejak awal meramalkan bahwa komet Elenin bakal terpecah–belah.
Peristiwa yang dialami komet Elenin tergolong pemecahan non–tidal, yakni terpecahnya sebuah benda langit (khususnya komet) yang tidak disebabkan oleh gaya tidal Matahari maupun planet–planet, melainkan akibat sifat intrinsiknya dan pengaruh dinamika aktivitas Matahari. Selain pemecahan non–tidal, dikenal pula adanya pemecahan–tidal yakni pemecahan akibat terlalu dekatnya sebuah benda langit terhadap Matahari maupun planet–planet sehingga memasuki kawasan terlarang Roche, dengan akibat selisih gaya tidal antara sisi dekat dan sisi jauhnya mampu melampaui gaya ikat materi penyusunnya benda langit akan terpecah–belah. Baik pemecahan non–tidal maupun tidal merupakan salah satu faktor yang berkontribusi merubah karakteristik komet secara dramatis.
Gelap

( 21 pecahan komet Shoemaker–Levy 9 seperti diabadikan teleskop antariksa Hubble. Sumber : NASA, 1994)
Pemecahan merupakan kejadian yang kerap dialami komet. Contoh terpopuler adalah komet Shoemaker–Levy 9, yang pada Juli 1992 berantakan menjadi 21 keping oleh pemecahan tidal oleh planet Jupiter. Dalam dua tahun kemudian pecahan demi pecahan tersebut jatuh menghantam hemisfer selatan planet gas raksasa ini, menciptakan panorama tumbukan benda langit yang pertama kali disaksikan manusia setelah selama ini hanya ada dalam buku–buku teks. Contoh populer lainnya misalnya komet Biela, yang pecah menjadi dua bagian saat mendekati perihelionnya pada 1846. Setelah sempat muncul kembali berselang enam tahun kemudian, komet Biela tak pernah teramati lagi hingga kini. Namun sebagai gantinya muncul hujan meteor Andromedids dimana karakteristik orbitnya amat mirip dengan orbit komet yang lenyap tersebut.
Dengan orbit yang sama sekali tak berpotongan dengan orbit Bumi, tak perlu mengkhawatirkan pecahan–pecahan komet Elenin akan menumbuk Bumi. Namun bagaimana nasib komet ini selanjutnya memang masih gelap, apakah ada bagian besar yang masih bertahan dan memperlihatkan sifat–sifat komet, ataukah semuanya telah remuk menjadi debu dan bongkahan–bongkahan kecil yang kehilangan pesona kometnya. Yang jelas, pada 16 Oktober 2011 mendatang, langit takkan lagi dihiasi sebentuk bintang berekor cemerlang dengan magnitudo semu +7 yang mudah disaksikan melalui binokuler. Sebab pasca pemecahan non–tidal, komet Elenin diprediksikan hanya akan memiliki magnitudo semu antara +11 hingga +12, alias 40 hingga 100 kali lebih redup dibanding prediksi semula. Itupun dengan catatan komet tidak remuk.
Terlihat oleh STEREO-B
Pada tanggal 1 dan 12 Agustus 2011, NASA secara berulang-ulang memutar pesawat ulang-alik STEREO-B untuk melihat tebaran cahaya lurus sebagaimana Satelit, Komet, dan Matahari berada dalam satu garis lurus. Dan pada 14 Agustus 2011, Elenin terlihat oleh STEREO-B tanpa memutar-mutar pesawat tersebut. Dan SOHO pun selanjutnya mempelajari pancaran cahaya tersebut. Secara kebetulan, orbit Elenin sangat dekat dengan bidang ekliptik dengan sudut inklinasi sekitar 1,840, dan komet itu mengeluarkan hamparan cahaya lurus dari STEREO-B, SOHO , dan Bumi. Ini memungkinkan hamparan cahaya tersebut dapat diteliti dari 2 lokasi berbeda, yaitu SOHO dan STEREO-B.
Mencapai perihelion
C/2010 X1 berada pada titik perihelion (titik terdekat dengan matahari) pada tanggal 10 September 2011 (ada yang menyebutkan tanggal 11 bukan 10) pada jarak sekitar 0,4824 AU (72.100.000 km). Karena belum terintegrasi dengan baik, maka Elenin akan mencapai titik terdekat dengan Bumi pada 16 Oktober 2011, dengan jarak sekitar 0,2338 AU (34.980.000 km) atau sedikit lebih dekat daripada Venus dengan kecepatan rata-rata 86.000 km/jam. Sebelum elenin terlihat menghilang pada bulan Agustus 2011, Pusat Planet Minor ephermis menyatakan bahwa cahaya dan keterangan elenin berkisar pada magnitudo 6 pada bulan September – Oktober 2011, namun tingkat keterangan cahayanya tergantung pada seberapa terang dan panjang koma dari Elenin. Elenin akan mencapai jarak tempuh terdekat dengan Komet Honda-Mrkos pada pagi hari tanggal 8 Oktober 2011, sebelum mendekat ke Mars pada 15 Oktober 2011. Komet tersebut akan berada di titik oposisi pada jarak sekitar 1780 dari Matahari pada tanggal 14 Maret 2011 dan akan kembali pada titik oposisinya kembali pada 22 November 2011 pada jarak sekitar 1750 dari Matahari. Jarak minimum dari Matahari terjadi pada tanggal 26 September 2011 (pada 1,90 ), dan pada sekitar 28 Juli dan 10 Oktober, komet itu akan berada pada 45 derajat dari Matahari.
Itulah tadi seputar mengenai Elenin, nah sekarang kita akan membahas mengenai fakta miring mengenai Elenin.
Antara Gempa dan Elenin
Sejak penemuannya dilaporkan pertama kali, banyak sekali fakta-fakta miring mengenai komet yang satu ini, yang paling populer adalah mengenai teori Gempa dan Garis Lurus Elenin.
Pada 11 Maret 2011, Jepang diguncang gempa dahsyat, yang menyebabkan hampir seluruh daratan Jepang luluh lantah. Ternyata pada tanggal 11 Maret 2011, Elenin - Bumi - Matahari berada dalam 1 garis lurus, sehingga banyak orang yang beranggapan bahwa Elenin lah penyebab terjadinya gempa-gempa besar di bumi, karena hampir sebagian gempa besar terjadi akibat Elenin - Bumi dan Matahari berada dalam 1 garis lurus.
Lalu ada juga yang mengaitkannya dengan Nibiru. Mengutip dari note Facebook yang dibuat oleh salah seorang anggota grup Kalender Astronomi Ma'rufin Sudibyo (lihat ini).
" Sebagian menganggap nama Elenin adalah akronim dari Extinction Level Event Nibiru Is Nigh alias Nibiru sang pembawa pemusnahan massal telah dekat. Bagi mereka, nama Elenin hanyalah bagian dari upaya pengaburan badan antariksa seperti NASA dari “kenyataan” bahwa benda langit tersebut adalah Nibiru, yang dihebohkan bakal membawa petaka global pada akhir 2012 kelak. Hadirnya komet Elenin juga menjadi “penyelamat” bagi kalangan yang kerap bergenit–genit dengan peramalan nasib dan masa depan. Sebab hadirnya komet Elenin meluputkan mereka dari jurang rasa malu tak terperi setelah Nibiru, yang sebelumnya selalu digadang–gadang berukuran sebesar Saturnus, segelap batubara dan muncul hanya sekali dalam 3.600 tahun, ternyata tak kunjung terdeteksi. Padahal model–model matematis memperlihatkan, dengan sifat–sifat tersebut seharusnya Nibiru saat ini sudah nongol di langit selatan selepas tengah malam dengan magnitudo semu +3, sehingga sangat mudah dideteksi oleh teleskop, bahkan mudah disaksikan pula lewat mata tanpa alat bantu apapun sepanjang langit setempat mendukung.
Faktanya, komet Elenin ternyata tidak demikian. Benda langit ini pertama kali teramati Leonid Elenin (Rusia) lewat teleskop robotik 45 cm yang terpasang di Mayhill, New Mexico (AS) pada 10 Desember 2010. Observasi konfirmasi oleh A. Novichonok dan A. Segeyev dari observatorium Majdanak (Uzbekistan) memastikan benda langit tersebut adalah komet baru, yang kemudian diberi kode C/2010 X1. Konvensi tatanama benda langit mengatur sebuah komet baru akan diberi nama sesuai dengan nama penemunya, sehingga komet ini pun selanjutnya menyandang nama komet Elenin. Jadi, Elenin itu adalah nama orang yang menemukannya, bukan sebuah akronim."
Dan selain itu di web Alamongordo.com juga mengemukakan beberapa teori mengenai Elenin yaitu:
Pada film Deep Impact (1998) ada seorang astronom bernama LEO (penemu Elenin adalah Leonid Elenin) LEO diceritakan menemukan sebuah komet, lalu juga di film itu pemerintah berbicara mengenai nama rahasia "E.L.E".
Komet yang ada di film Deep Impact datang dari rasi Leo. Dalam buku Nostradamus, singa muncul sesaat sebelum roda kehidupan (wheel of life) dihancurkan.
LEO dapat juga berarti Low Earth Orbit (Orbit dekat bumi).
Hujan meteor yang datang dari rasi Leo adalah Leonid.
Elenin mencapai titik Perihelion pada tanggal 10 - 11 September 2011. Sesaat menjelang 10 tahun tragedi 9/11.
Dalam bahasa inggris, 9/11 disebut Nine Eleven - jika disingkat menjadi Elenin.
Nilai dari Elenin adalah 33. Nilai dari Leonid juga 33. Leonid elenin memiliki nilai 66 apakah ini ada kaitannya dengan 666?
Pada bulan Mei 2011, ada film berjudul "Melancholia" di film itu ada orang yang menemukan planet. nama orang itu adalah LEO.
Tanggal penemuan komet itu adalah 2 tahun dan 11 hari sebelum 21 Desember 2012.
Komet Elenin datang dari rasi bintang Leo (Singa). Dan Sphinx di Mesir memiliki tubuh singa, yang berpose mengahadap kelangit seakan menunggu sesuatu untuk datang.
Rumor mengatakan siklus Elenin adalah 5000 tahun sekali. Elenin terakhir terlihat pada tahun 3112 SM tepat 1 tahun sebelum kalender maya dibuat (sebelum 0.0.0.0.0) dan Elenin akan muncul lagi pada tahun 2011, yaitu 1 tahun sebelum 13..0.0.0.0 di kalender maya.
- ELENIN – (NIN) – Nibiru Is Near
- ELENIN – (NIN) – Nibiru In November
- ELENIN – (NIN) – Notable Impact Near
- ELENIN – (NIN) – Notable Impact November
- ELENIN – (ELE/NIN) – Eleven Nine (November 9th 2011) / (November 9th
- ELENIN – (ELE/NIN) – Eleven Nine (September 11th 2011) / (Transit Elenin + 10 Years after 9/11 attacks)
- ELENIN – (ELE) - Extinction Level Event (Akhir dari Waktu)
- ELENIN – (NIN) – NIN dalam bahasa jepang berarti "orang" "tugas" dan "kesabaran"
Saya rasa tidak, karena objek luar angkasa dapat berdampak pada bumi hanya jika objek tersebut masuk ke atmosfer bumi atau mendekati atmosfer bumi. Karena kiamat atau kehancuran atau bencana dapat terjadi kapan saja, tidak perlu menunggu Elenin lewat karena semua itu hanyalah rahasia Tuhan yang menciptakan seluruh alam semesta ini.
Dan sebenarnya Histeria seperti ini bukan hanya terjadi saat ini saja, dahulu disaat komet Halley melintas pada abad 19, orang-orang juga sama histerianya, banyak yang menganggap Komet sebagai pembawa sial, pembawa wabah, dan hal buruk lainnya, Namun sudah beberapa tahun berselang sejak Halley melintas, tak ada yang terjadi seperti yang ditakutkan. Kemungkinan histeria Elenin ini juga akan seperti histeria Halley dan Hale-Bopp.
Terlepas dari itu semua, kenapa tidak kita nikmati saja salah satu bentuk kekuasaan Tuhan yang satu ini? seharusnya kita harus menyikapinya dengan bijak, siapa tahu dengan adanya komet Elenin ini bisa menambah kan keimanan dan ketaqwaan kita terhadap Sang Khalik.
Dan kita amati saja keindahan komet ini, toh Elenin sudah berjalan sangat jauh hanya untuk lewat di dekat orbit bumi, kasihan dan sayang kan kalau dilewatkan begitu saja?
(sumber : wikipedia.org, alamongordo.com, note Facebook, seasky.org, frozen-nation)