Kesenian itu merupakan hasil dari rasa dan karsa dan cipta
manusia yang memiliki estetika, bahkan kadang-kadang seni bisa mengubah
identitas manusia dan membuat perubahan-perubahan yang sangat besar
dalam suatu peradaban manusia. Suatu kesenian merupakan bagian dari
kebudayaan oleh karena itu manusia yang berkesenian tentu saja manusia
yang berbudaya.
Pada saat sekarang ini banyak kesenian-kesenian yang berkembang
seiring perubahan waktu. Saat ini terbilang kesenian itu bisa berupa
seni musik, seni tari, seni drama dan seni rupa. Karena bilangan seni
yang ada itu tentu saja kita tidak melihat seni keseluruhannya hanya
membatasi pada seni musik. Seni musik ini pun ada berbagai macam yaitu:
seni musik tradisional, seni musik Pop, Rock, R & BN, dan musik
dangdut.
Tidak ada yang tahu asal mulanya musik dangdut, ada sebagian kalangan
bilang bahwa musik dangdut berasal dari India, tetapi ada sebagian juga
bilang bahwa musik dangdut itu musik asli Indonesia yaitu berasal dari
musik Melayu Deli. Dalam musik dangdut itu ada suatu budaya yang sangat
identik dengan dangdut yaitu “saweran”.
Saweran berasal dari bahasa Sunda
Saweran berasal dari bahasa Sunda yaitu “sawer” yang artinya melempar
uang biasanya dilakukan pada saat upacara kebesaran tradisional
seperti, sunatan, kawinan dan sebagainya. Di dalam musik dangdut dari
pendengar musik dangdut atau pengunjung dari pergelaran dangdut itu.
Disini dapat dilihat mengapa saweran dalam musik dangdut cukup menarik?
Karena kita tahu bahwa untuk jenis musik lain tidak ada istilah saweran
apalagi uang tip yang kadang bisa melebihi bayaran dari biduanita itu
sendiri dan Indonesia banyak group-group dangdut yang selalu
mengandalkan saweran dalam setiap pertunjukan panggung grup-grup
tersebut.
Kita ketahui bahwa grup-grup musik khususnya musik dangdut itu
identik dengan saweran karena mereka harus menjalani suatu kesinambungan
untuk kelangsungan hidup para anggota grup itu sendiri. Sebenarnya
kondisi saweran itu yang menyebabkan seniman musik dangdut itu merupakan
musiknya orang pinggiran atau suatu seni musik yang indah dan lebih
terbuka lagi bagi masyarakat kalangan manapun.
Saweran merupakan pelanggaran dari
estetika kesenian
Sebenarnya saweran itu sudah merupakan suatu pelanggaran dari
estetika kesenian, karena dengan saweran di dalam musik dangdut dapat
terjadi perubahan dari pure art musik dangdut sendiri, dengan mengganti
lirik lagu dangdut dengan lirik yang dibuat sendiri oleh biduantita
dangdut itu dan biasanya lagu dangdut itu sudah jauh dari aslinya kalau
sudah menghadapi para penyawer yang notabenenya ingin ‘kesohor’ atau
populer. Ada pepatah mengatakan biar tekor asal kesohor. Mungkin ini
banyak yang menjadi alasan para penyawer di panggung-panggung dangdut
hiburan kita. Ada yang beralasan rela menghamburkan uang untuk sekedar
menyawer bukan hanya ingin kesohor, melainkan mencari kepuasan batin
semata. Memang sungguh fenomenal “saweran” dalam musik dangdut kita.
Tapi disatu pihak saweran tersebut sangat berarti bagi kelangsungan
hidup grup-grup musik dangdut. Karena grup-grup musik dangdut papan
bawah yang bayarannya per grup masih jauh di bawah standar tentu
memerlukan tambahan karena itu saweran disini sangatlah diperlukan
walaupun saweran itu merusak dari keindahan suatu kesenian musik itu.
Untuk grup-grup musik dangdut papan atas dan penyanyi dangdut papan
atas, saweran memang tidak diperlukan untuk mereka karena biasanya
bayaran per grup mereka sudah melebihi standar hidup mereka. Karena
itulah saweran diperlukan oleh pemusik dan penyanyi sebagai tambahan
penghasilan mereka.
Seorang biduantita biasanya lebih banyak mendapat hasil dari saweran
itu daripada bayarannya di panggung musik dangdut, karena itu menurut
beberapa biduanita saweran itu merupakan seni dari musik dangdut itu
sendiri. Tanpa saweran, itu bukan musik dangdut. Sebenarnya kalau kita
membanding dari sudut etika, benar atau salah saweran itu sudah
melanggar suatu etika kesenian karena kesenian itu harus benar-benar
murni tanpa ada tambahan atau embel-embel apapun, tapi seperti yang
sudah diuraikan di atas bahwa saweran itu perlu untuk kelangsungan hidup
para pemusik dan penyanyi dangdut, karena itu disini etika
dikesampingkan walaupun sebenarnya saweran itu melanggar etika.
Kalau dilihat dari sudut estetika sebenarnya saweran itu sudah
merubah suatu keindahan seni itu. Suatu keindahan itu sudah keluar dari
jalur yang ditetapkan oleh perasaan bahwa seni bisa dilihat keindahannya
kalau seni itu suatu seni yang murni/pure art.
Dapat disimpulkan bahwa suatu estetika seni bersifat relatif
tergantung dari sudut mana si penikmat seni melihatnya. Jadi pelanggaran
suatu etika dalam kesenian khusunya estetika dari seni musik dangdut
itu ada tapi pelanggaran itu juga merupakan suatu keindahan dan seni
musik dangdut itu sendiri. Bahwa saweran itu tidak melanggar suatu
estetika seni melainkan saweran itu menambah keindahan dari seni itu
sendiri, apalagi seni musik dangdut yang merupakan seni musik asli
Indonesia. Untuk itu kita harus selalu menjaga keindahan budaya
khususnya seni musik untuk memperkaya rasa keindahan di dalam hati kita.