Pemakaman massal korban pembantaian di Kota Houla Suriah
Kengerian pembantaian warga kota Houla di Suriah masih terus terngiang. Dalam beberapa wawancara saksi mata terungkap, tentara bayaran rezim Bashar al-Assad atau Shabiha tidak kenal ampun, membantai wanita dan anak-anak.
Stasiun berita CNN, Selasa 28 Mei 2012, menyajikan laporan beberapa saksi mata yang terekam liputan wartawan lokal, media asing tidak diperbolehkan masuk Suriah, hanya mengandalkan rekaman yang berhasil lolos keluar. Sebanyak 108 orang tewas, lebih dari 30 anak-anak, dibantai seperti binatang di dalam rumah mereka sendiri.
Mayat para bocah malang itu sangat mengenaskan. Beberapa perutnya terburai, beberapa lainnya luka parah di kepala dan dada. Dalam sebuah rekaman terlihat mayat anak-anak di lantai bersimbah darah, mata mereka membelalak, dan pakaian mereka sobek sobek.
Saksi mata mengatakan bahwa bocah itu tutup usia bukan hanya karena ditembak, tapi juga ditusuk belati atau dikapak hingga mati. Seorang lelaki dalam rekaman yang diposting online memperlihatkan mayat anak-anak yang ditutupi selimut. Membuka salah satunya dia berkata, "Mereka hanyalah anak-anak, apa salah mereka Bashar? Apa salah mereka Arab?" ujarnya lirih.
Menurut laporan Human Right Watch (HRW) pembantaian terjadi Jumat pekan lalu pukul 2 siang, usai solat Jumat. Sebagian besar warga kota Houla adalah warga Sunni yang tinggal dikelilingi oleh desa-desa Syiah dan Alawi, sekte yang dianut Bashar al-Assad. Tentara Shabiha awalnya baku tembak dengan Tentara Pembebasan Suriah, namun meluas hingga membunuhi warga.
Shabiha menggunakan tank dan mortir menggempur pemukiman di Houla. "Sekitar pukul tujuh malam, penggempuran semakin keras dan seluruh gedung bergetar. Tentara menembakkan roket yang mengguncang wilayah itu," tulis laporan HRW.
Seorang bocah 10 tahun mengisahkan horornya. "Di ujung jalan saya melihat teman saya Shafiq, 13 tahun, berdiri sendirian. Seorang berpakaian militer menariknya dan menaruhnya di pojok rumah. Lalu Shafiq ditembak di kepalanya. Ibunya dan kakak perempuannya, sekitar 14 tahun, keluar dan teriak. Tentara yang sama kemudian menembaki mereka berdua," ujarnya.
"Saya melihat Shafiq tergeletak mati. Tiga wanita lainnya, dua di antaranya membawa anak, juga ditembak. Beberapa ditembak di kepala, lainnya ditembak beberapa kali di tubuh. Seorang anak usia 14 tahun berhasil selamat, dia tertembak dua kali di kakinya. Sepupu saya mati ditembak di dada," lanjutnya lagi.
Kutukan Internasional
Horor di Houla memicu protes keras dan rasa jijik dari berbagai negara dan komunitas internasional. Dewan Keamanan PBB secara bulat mengutuk serangan tersebut.
Negara-negara seperti Jerman, Inggris dan Prancis menolak dengan keras alasan pemerintahan Assad yang mengatakan bahwa kebanyakan korban tewas dibunuh oleh teroris. Mereka tidak termakan bualan seperti itu.
"Buktinya sudah jelas, ada jejak yang nyata bahwa pemerintah Suriah berada di balik pembantaian ini," kata Duta Besar Jerman untuk PBB Peter Wettig.
Bahkan China dan Rusia, dua sekutu dekat Suriah, ikut serangan tidak berperikemanusiaan tersebut. Rusia mengatakan bahwa pemerintah Assad harus bertanggungjawab atas kematian ratusan orang di Houla.
Hal ini mengindikasikan goyahnya dukungan Rusia pada Assad. Sebelumnya, bersama dengan China, Rusia berkali-kali memveto resolusi Dewan Keamanan untuk perdamaian Suriah.
PBB melaporkan, sejak demonstrasi anti Assad pecah tahun lalu, lebih dari 9.000 orang di Suriah tewas. Kebanyakan dari mereka adalah warga sipil. Namun, kelompok oposisi memiliki angka yang berbeda. Menurut mereka, sipil yang dibantai hampir mendekati jumlah 11.000 orang. [sumber]