Dugong atau yang dikenal dengan ikan duyung ialah mamalia laut yang mirip dengan paus. Jika di Jakarta Anda bisa melihatnya dari akuarium raksasa Seaworld, di Fakfak turis bisa melihat bahkan menyentuhnya dengan bebas.
Adalah Desa Kiat di Kabupaten Fakfak, Papua Barat tempat penangkatan ikan duyung (Dugong dugon). Desa ini bisa dicapai dalam waktu 45 menit dari Kota Fakfak. Di sana Anda dapat menyentuh dan memberi makan ikan duyung ini, bahkan foto bersama.
Yang menggemaskan, ikan duyung yang dipelihara warga ini diberi nama layaknya manusia, yaitu Maya Sari. Maya sudah dipelihara sejak kecil oleh penduduk sana. Kini usianya 22 tahun. Dulu, Maya dilepas di laut bebas, tapi sekarang sudah di ikat.
"Sekarang sudah banyak tamu ke sini jadi manggilnya susah. Kita ikat agar mudah dipanggil," kata kakek tua yang menjaga Maya, Muhammad Ali.
Jika melihat ke bagian ekor, ternyata Maya diikat dengan tali sepanjang 70 meter di tengah patok yang melingkar. Patok itu sebagai penanda "kolam" Maya. Tali juga bertujuan agar Maya bebas bergerak mencari makan di sekitar lingkaran patok.
detikTravel berkesempatan melihat Maya dan bagaimana proses pemanggilan Maya beberapa waktu lalu. Ada pawang yang mengayuh longboat ke kolam dan "memancing"-nya untuk bergerak mengikuti longboat. Pawang melempar potongan kayu agar duyung bergerak karena kayu dianggap sebagai teman bermain bagi si duyung cantik.
Ajaib, akhirnya Maya bergerak mengikuti longboat sang pawang hingga ke pinggir pantai. Kami pun memberi makan dan berfoto dengan Maya si duyung cantik.
[sumber: detikcom]