Otak memiliki dua jenis perhatian. Pertama, “top-down” atau keputusan untuk memperhatikan, yaitu apa yang Anda gunakan ketika Anda memutuskan untuk terfokus pada stimulus atau tugas. Perhatian top-down dikendalikan oleh bagian otak yang disebut korteks prefrontal. Kedua, “bottom-up” atau keterkejutan ketika kita cepat mengalihkan fokus ke stimulus yang tak terduga, seperti telepon berdering. Ini adalah respon sistem yang dikontrol oleh daerah otak yang disebut korteks sensorik.
Pesulap menipu Anda dengan menguasai kedua bentuk perhatian tersebut. Dalam “Permainan Otak”, seorang seniman sulap tangan bernama Apollo Robbins, yang pernah mendampingi mantan Presiden Jimmy Carter, mengatakan, “Mengganggu orang bisa sangat sederhana.” Robbins menggunakan “gangguan top-down” dengan cara mengajak orang untuk terfokus pada kata-kata dan tindakannya. Dengan menghibur, ia menuntut perhatian. Sementara itu, ia diam-diam mengambil jam tangan atau syal mereka. “Jika saya harus mencuri dari tempat yang sulit, saya menggunakan strategi perhatian ‘bottom-up’ untuk mengarahkan fokus,” kata Robbins. Bertepuk tangan keras, gerakan mendadak, atau melambaikan sendok di udara, merupakan contoh strategi tersebut.
Anda mungkin berpikir bahwa Anda tidak akan dijatuhkan oleh strategi sederhana seperti itu karena mungkin menganggap diri Anda multitasker (memperhatikan beberapa hal sekaligus). Namun, menurut para ahli, multitasking adalah ilusi.
Kenyataannya, kita hanya dapat memproses satu hal pada suatu waktu. Kita adalah prosesor seri yang efektif. Ketika kita mencoba melakukan multitasking, kita hanya beralih dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya.
Terlepas dari kenyataan jika scan otak menunjukkan bahwa kita hanya bisa fokus pada satu hal dalam suatu waktu, orang sering memiliki ilusi bahwa mereka menyeimbangkan semua tugas yang sama dan berkinerja baik pada semuanya. Anda menjadi buta terhadap kinerja Anda sendiri yang terganggu.