Mantan Presiden Mesir Hosni Mubarak saat menghadiri sidang di Kairo, Mesir, Selasa (17/1/2012).
Mantan Presiden Mesir, Hosni Mubarak, menangis dan tak mau turun dari helikopter yang membawanya dari pengadilan ke penjara Tora di Kairo, Sabtu (2/6/2012). Sebelumnya, dia dijatuhi hukuman seumur hidup di penjara.
Setelah itu, dia diterbangkan dan sempat menolak masuk penjara. Menurut kantor berita Agence France Presse (AFP), dia dibujuk beberapa saat dan kemudian baru mau turun dari helikopter. "Dia menangis dan tak mau keluar dari helikopter. Petugas keamanan mencoba membujuknya beberapa saat agar mau turun dari helikopter," kata seorang pejabat.
"Dia kini yakin dan segera memasuki penjara segera," kata pejabat itu. Tidak disebutkan apa yang dimaksudkan dengan kata 'yakin' tersebut.
Mubarak selama ini selalu takut dijebloskan ke penjara umum, tempat banyak tahanan dijatuhi hukuman selama 30 tahun dia memerintah. Mubarak ditempatkan di sebuah penjara khusus.
Mubarak dijatuhi hukuman penjara dengan alasan turut berperan membunuh para demonstran, tahun lalu. Hakim Ahmed Refaat mengatakan, Mubarak turut berperan di balik pembunuhan sekitar 700 demonstran, yang memprotes 30 tahun kediktatoran dan praktik korupsi. Mubarak juga dikenal sebagai pemimpin yang sarat dengan praktik nepotisme.
Tim pengacara Mubarak mengatakan akan mengajukan banding atas putusan pengadilan tersebut. Meski demikian, warga Mesir juga mengamuk dengan alasan Mubarak tidak cukup hanya dijatuhi hukuman seumur hidup, tetapi harus dihukum mati. Warga khawatir putusan hubungan penjara hanya merupakan sebuah kepura-puraan. [sumber]