"Foto-foto yang beredar itu pernah beredar di dunia maya di tahun 2010 dan itu korban Air India dan bukan korban Sukhoi," ungkap Roy kepada wartawan saat ditemui di Bandara Halim Perdana Kusuma, Sabtu (12/5).
Meski demikian Roy yang mengaku sebagai pakar telematika itu mengakui, rata-rata kantong jenazah yang sudah dikirim ke RS Kramatjati Polri memang tidak berisi jasad yang utuh. "Jadi, memang dua hari yang lalu sempat beredar satu foto jenazah yang sudah berantakan. Itu mungkin saja berasal dari lokasi, saya juga belum bisa memastikan. Tapi yang kemudian beredar yang terakhir, itu palsu semua. Jangan dihiraukan karena tidak ada hubungannya dengan Sukhoi," tandasnya.
Dalam kesempatan itu Roy mengaku baru saja ikut dalam rombongan Menteri Perhubungan (Menhub) EE Mangindaan yang berkunjung ke kawasan Gunung Salak dan melepas tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk melakukan investigasi. Dijelaskannya, hal ini terpaksa harus disampaikan karena khawatir akan ada pihak keluarga korban Sukhoi yang kecewa jika melihat kondisi jenazah sesungguhnya.
"Kenapa saya ikut dalam rombongan Menhub ini, karena kapasitas saya untuk dapat memastikan bahwa foto-foto yang beredar di masyarakat mengenai foto korban Sukhoi itu adalah bohong dan salah," tukasnya.
Lebih jauh Roy menambahkan, semua kondisi jenazah yang dtemukan juga tidak mengonfirmasi keaslian foto-foto yang beredar saat ini. Sebaliknya, foto-foto itu sangat berbeda dengan kondisi jenazah yang sesungguhnya.
Roy menjelaskan, kondisi pesawat setelah mengalami crash itu memang sudah sangat hancur. Badan pesawat terpotong menjadi seukuran ekor pesawat,
Karenanya Roy tak memungkiri jika ada jenazah yang tak utuh lagi. Sebab, Tim SAR juga terus berupaya mengumpulkan potongan tubuh para korban.
"Kondisinya memang sudah sangat hancur, dan pencarian tim ini adalah mengumpulkan bagian-bagian tubuh. Semalam yang ditemukan itu adalah beberapa bagian tubuh yang ditemukan di dinding tebing , sementara diperkirakan masih banyak bagian tubuh korban yang ada di bagian bawah tebing yang kedalamannya 250 meter itu. Mohon maaf, ini memang sudah berserakan. Saya pun melihat sendiri bagaimana para anggota tim SAR itu harus menuruni tebing dengan teknik rappelling memunguti bagian-bagian tubuh korban yang ada, yang kemudian dikumpulkan dan selanjutnya dibawa ke Halim," paparnya. [sumber]