Para hadirin.. Saya mengidapnya..." Demikianlah pengakuan almarhum Lady Di, Princess of Wales mengenai penyakit gangguan makan yang dideritanya. Sebagai penderita bulimia nervosa, salah satu gangguan makan yang paling umum, ia tahu betul tekanan sebagai akibat dari kewajibannya sebagai seorang Putri yang harus selalu berpenampilan sempurna (tubuh yang langsing). Faktor lingkungan seringkali menjadi pemicu utama orang menderita bulimia, tetapi akar masalah sebenarnya adalah lebih pada keadaan emosional mereka.
Meskipun ada kasus-kasus lain yang terjadi karena alasan emosional yang berbeda, sebagian besar kasus bulimia adalah terjadi pada mereka yang tak kuat dengan tekanan untuk terlihat lebih kurus, dan bahkan mengarah ke obsesi untuk menjadi semakin kurus setelah level tertentu. Beberapa kasus menyebabkan penderita mengalami ketidakpastian jumlah asupan makanan untuk tubuh, kehilangan patokan untuk menghitung kalori dan menjaga asupan makanan. Dan sampai pada satu titik, penderita akan memutuskan untuk membuang semua makanan keluar. Setelah penderita menyadari bahwa asupan makanan telah berhasil dikeluarkan, maka ia akan merasa puas. Lama-lama hal ini akan berlangsung secara rutin, hingga pada akhirnya akan “diprogram” ke dalam pola pikir jika penyakit bulimia belum sembuh.
Apa faktor yang menyebabkan gangguan makan ini ? Promosi agresif mengenai tubuh langsing dikombinasikan dengan harga diri yang rendah dapat menyebabkan orang depresi dan mengalami kecemasan yang sering mengakibatkan sikap dan kebiasaan yang tidak sehat terhadap makan. Perilaku bulimia seperti makan sedikit diikuti dengan memuntahkan makan secara sengaja, penyalahgunaan obat diuretik dan olahraga yang berlebihan, sering membuat mereka merasa dikontrol, meskipun pada kenyataannya mereka tidak sama sekali. Melihat kenyataan di sebagian besar masyarakat saat ini bahwa sebagian besar wanita selalu merasa bahwa mereka bertubuh gemuk namun sebenarnya mereka bertubuh langsing. Anggapan ini secara mental menyebabkan kepercayaan diri yang rendah dalam memandang diri mereka sendiri. Jadi, masalah sebenarnya terletak pada psikologi penderita, perilaku bulimia sering berkembang menjadi sebagai kebiasaan karena akan terlihat seperti solusi mudah untuk mengurangi berat badan.
Dampak dalam jangka panjang adalah sangat menakutkan. Bulimia membawa banyak dampak kesehatan yang fatal dan masalah-masalah psikologis. Karena siklus “pembersihan” ini berulang-ulang maka akhirnya akan menyebabkan penderita menjadi stres dan bahkan mengalami kerusakan sistem pencernaan. Akibat utama yang tertulis dalam buku teks kedokteran adalah kekurangan gizi, yang dapat menyebabkan efek-efek lain seperti rambut rontok, osteoporosis (pengeroposan tulang), kulit kering, sistem kekebalan tubuh menjadi rendah, ketidakseimbangan hormon, tidak teraturnya periode menstruasi dan menjadi sulit hamil bagi wanita, dll, walaupun tidak semuanya terjadi. Kebiasaan memuntahkan makanan juga membawa konsekuensi medis sesuai dengan perilaku dan seberapa lamanya mengalami ketidakseimbangan asupan nutrisi di dalam tubuh, terutama kalsium. Mari lihat fakta dalam realitas dimana sebagian besar korban penderita bulimia memiliki gejala/akibat yang sama seperti: Kehilangan konsentrasi / tidak fokus dalam melakukan pekerjaan, kadang-kadang menjadi sensitif dan manja kepada orang lain, gigi keropos, dan kulit pucat. Dalam beberapa kasus, penderita akan sering terdorong untuk memuntahkan makanannya, hal ini menyebabkan dehidrasi dan hilangnya mineral penting seperti kalium dan natrium. Kekurangan mineral tersebut menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit dan kimia yang berakibat :
1. Denyut jantung tidak teratur dan berisiko tinggi gagal jantung dan kematian.
2. Sakit tenggorokan kronis dan kerusakan pita suara.
3. Kerusakan gigi, pewarnaan dari asam lambung yang dikeluarkan karena sering muntah.
4.Radang perut, maag dan refluks asam yang akan menyebabkan kerusakan serius pada organ-organ utama tubuh.
Pada kasus ini, penyalahgunaan obat diuretik dapat menyebabkan:
1. Buang air besar tidak teratur dan sembelit.
2. Nyeri perut dan kembung.
3. Peningkatan risiko kerusakan jantung.
Banyak orang dengan bulimia nervosa juga menderita gangguan kejiwaan serius. Bentuk tubuh yang buruk, harga diri rendah dan obsesi terhadap diet dikombinasikan dengan kekurangan gizi dapat berujung menjadi depresi, kecemasan, gangguan obsesif kompulsif (COD), perubahan suasana hati dan bahkan kecenderungan berperilaku untuk bunuh diri.
Secara kasat mata, gangguan makan mungkin tampak seperti produk dari propaganda sesat mengenai citra tubuh. Ini adalah fakta tragis bahwa masyarakat yang sering mendalami studi mengenai kekurangan fisik orang gagal melihat bahwa gangguan makan tersebut adalah akibat dari masalah mental yang sangat serius karena obsesi yang berlebihan mengenai tubuh langsing/kurus. Sekarang kita telah mengetahui akibat-akibat fatal dari bulimia nervosa, maka kita harus melawan akar masalah dari hal ini dengan mulai membangun sikap mental positif terhadap diri kita sendiri dan membantu orang di sekitar kita yang menderita gangguan makan ini.
Jika Anda atau orang yang Anda cintai adalah penderita bulimia, Anda perlu mencari bantuan dan dukungan untuk diri sendiri atau untuk mereka segera. Kunjungi rumah sakit dan klinik kejiwaan yang akan memberikan bantuan profesional yang meliputi psikoterapi, pendidikan medis dan nutrisi untuk mereka yang menderita gangguan makan. [sumber]
Oleh karena itu, cintailah tubuh kita dan jangan merusaknya demi sebuah obsesi yang semu.
Terima kasih anda sudah menyempatkan waktu untuk membaca artikel ini,
semoga artikel yang Kami sajikan bermanfaat buat anda.