Dari segi profesi, mereka sama-sama menjual diri. Namun, dari segi motif, menurut Kasandra, jelas berbeda. "Kalau PSK pada umumnya jelas mereka cari uang dari situ, tapi kalau ayam kampus kan punya profesi lain di luar menjual diri," katanya pada Tempo.
Motif selain uang biasanya menjadi alasan ayam kampus menjual dirinya. "Mereka kan kuliah, berarti punya uang, dong. Biasanya mereka menjual diri untuk motif tertentu. Banyak motifnya," Kasandra menjelaskan.
Biasanya ayam kampus berasalan untuk membantu orang tua dalam membayar kuliah. Di luar itu, biasanya mereka punya motif untuk having fun. "Having fun di sini bukan gratis, ya, tapi lebih untuk mengikuti gaya hidup," katanya lagi.
Dengan penghasilan jutaan rupiah, biasanya akan membuat "si ayam" terlena dengan gaya hidup mewah. Mereka dengan senang hati melakukan bisnis prostitusi demi mencukupi kebutuhan gaya hidup wah mereka.
Sedangkan kalau ditanya apakah mereka sama dengan PSK pada umumnya, tentu mereka akan menjawab tidak. Menurut Kasandra, mulai dari harga dan juga pelanggan, akan membuat "si ayam" tidak merasa "murahan". Walaupun pada dasarnya mereka sama-sama menjajakan diri.
[sumber]